SISTEM INFORMASI KEUANGAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang dibina oleh Bapak Ir.
Pontjo
Bambang Mahargiono, M.M.
Disusun oleh:
Debby Gabriella E. (131.01.08127)
Dahriatul Munawaroh (131.01.08219)
Stefany Hindryanto ( 131.01.08131)
Irma Wahyuni (131.01.08591)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan yang Maha Esa, bahwa kami
telah menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang
membahas masalah sistem informasi keuangan, dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan bimbingan
orangtua sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu
kami mengucap terima kasih kepada:
·
Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, yang telah
memberikan petunjuk kepada kami sehingga
kami termotivasi menyelesaikan tugas ini.
·
Orang tua yang telah turut membantu, membimbing dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Dalam penulisan makalah ini kami
masih merasa memiliki banyak kekurangan, baik pada teknis maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak
yang membutuhkan khususnya bagi kami, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Surabaya, 11 April 2013
Penulis
Seiring
dengan berkembang teknologi informasi di era modern ini, mengakibatkan segala
seuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi diusahakan secara maksimal atu
secara besar-besaran, dimana sistem kerja secara manual perlahan-lahan mulai
tergeser dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Usaha manusia untuk
memunculkan terobosan baru di bidang teknologi tentunya sangat mendukung proses
kerja yang pada awalnya memerlukaan waktu yang relatif lama menjadi dapat
terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan,
walaupun dengan teknologi yang modern pengeluaran atau biaya operasional yang
diperlukan akan semakin banyak.
Kementerian/Lembaga
wajib untuk menyampaikan Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara melalui
sistem aplikasi yang telah dikembangkan secara terpisah oleh Departemen
Keuangan. Peningkatan kualitas sistem pelaporan keuangan Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, yang akurat, akuntabel dan tepat waktu. Dengan
adanya sistem yang mempergunakan teknologi informasi, pekerjaan penyusunan
laporan keuangan akan lebih mudah dan rapi.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya kerja
sama anatara petugas SIMKeu dan pengelola/teknisi, maka pemandaatan teknologi
informasi ini menjadi maksimal. Maka dikembangkalah Aplikasi SIM Keuangan yang
telah mengalami proses pengembangan dengan kendala yang harus diselesaikan
dengan baik.
Dari uraian
di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan sistem informasi
manajamen keuangan, yaitu:
1. Bagaimanakah
pengertian sistem informasi manajemen keuangan?
2. Bagaimanakah
model sistem informasi manajemen keuangan?
3. Bagaimanakah
subsistem model sistem informasi manajemen keuangan?
1.
Sebagai tugas untuk mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan mata kuliah sistem informasi manajemen, serta melatih
mahasiswa agar dapat mengekspresikan pendapatnya terkait mata kuliah yang
bersangkutan dalam bentuk makalah.
2.
Untuk mengetahui bagaimana sistem
informasi manajemen keuangan melalui model SIM yang telah ada.
3.
Untuk mengetahui perkembangan yang
ada dari sistem informasi manajemen keuangan pada suatu badan/lembaga.
Adapun manfaat penulisan makalah ini
adalah:
1.
Bermanfaat sebagai suatu proses
belajar dalam membuat makalah.
2.
Dapat mengkaji lebih dalam tentang
sistem informasi manajemen keuangan.
3.
Bermanfaat sebagai suatu proses
belajar untuk mengetahui mengenai sistem informasi manajemen keuangan.
4.
Untuk menambah pengetahuan tentang
sistem informasi manajemen keuangan dan aplikasinya dalam suatu lembaga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Sistem
Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan
informasi mengenai arus uang bagi para pemakai di seluruh organisasi
perusahaan. Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah keuangan. Secara umum sistem informasi
keuangan memiliki sistem pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing
didukung oleh internal audit subsystem yang menyediakan data dan informasi
internal. Namun secara pokok sistem informasi keuangan mempunyai 3 fungsi
utama, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan
uang yang akan datang.
2. Membantu proses fund raising atau pengadaan dana.
3. Mengontrol dan mengawasi
penggunaan dana perusahaan secara sistematis.
Untuk perusahaan besar biasanya
memiliki staf internal auditors yang
bertanggung jawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan perusahaan.
Orang yang ahli dalam bidang ini disebut EDP
auditors. Sebagaimana subsistem lainnya, sistem ini juga dilengkapi financial intelligence subsystem, yang
mengumpulkan informasi dari lingkungan. Gambar 2.1 menjelaskan Bagan Sistem
Informasi Keuangan secara umum pada perusahaan yang terdiri dari Sub
System Input dan Sub System Output.
Gambar 2.1
Bagan Sistem Informasi Keuangan
Ada tiga
subsistem input yaitu: subsistem informasi akuntansi, subsistem audit internal
dan subsistem intelegen keuangan.
1.
Subsistem Pemrosesan Data
Subsistem
pemrosesan data mengumpulkan data internal dan lingkungan. Kita mengetahui bagaimana terminal pengumpulan data
dibidang manufaktur mengumpulkan data internal. Data lain diperoleh dari
dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database dengan menggunakan terminal
dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh perusahaan. Subsistem pemrosesan data
juga mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis
dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri
pemesanan dan account receivable
mengumpulkan data dan bagaimana sistem pembelian, penerimaan dan account payable mengumpulkan
data pemasok.
Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah
yang berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan, sebagai contoh menggunakan
data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan sebagai dasar untuk
menyusun atau merevisi standar penampilan. Data lengkungan memberikan dasar
untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelanggan dan pemasok perusahaan.
Sebagai contoh, dalam menggunakan model matematis untuk mensimulasi pengaruh
dari keputusan mengenai inventarisasi, manajer akan memasukkan skenario yang
sebagian didasarkan pada data accounting
historis yang menjelaskan pesanan pelanggan dan lead time pemasok.
Sistem Informasi Akuntasi (SIA) merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) digunakan oleh pihak manajemen dalam
menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalam hal ini
juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai
tujuan perusahaan yang terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen.
Setelah mengetahui sejumlah dasar
pemrosesan data, disini kami akan melanjutkan pembahasan dan meninjau lebih
dalam secara singkat mengenai dasar-dasar pemrosesan data.
a.
Sinonim dengan Accounting.
Dalam
pandangan kami, sistem pemrosesan data adalah sama dengan
sistem accounting.
b.
Tujuan Pemrosesan Data.
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record
perusahaan yang up-to-date.
c.
Aplikasi yang Dibutuhkan.
Perusahaan tidak memutuskan apakah mengimplementasikan
sistem pemrosesan data atau tidak, sistem tersebut dikehendaki oleh elemen
dalam lingkungan, khususnya pemegang saham, masyarakat keuangan, dan pemerintah.
d.
Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok yaitu pemgumpulan data,
pengubahan data penyimpanan data dan pembuatan dokumen.
e.
Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting, secara relatif
mengikuti prosedur standart, memberikan data yanglengkap, utamanya mempunyai
fokus histori dan memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
f.
Subsistem Pemrosesan Data.
Subsistem dari sistem distribusi, menampilkan contoh yang tepat mengenai
bagaimana subsistem utama dipadukan melalui arus data. Subsistem penggajian
melengkapi delapan subsistem dari sistem distribusi untuk membentuk inti
pemrosesan data bagi berbagai jenis organisasi.
2.
Subsistem Audit Internal
Pengertian
auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji
kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya
terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual
seluruh perusahaan. Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian
pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk
melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman
komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya.
Mungkin
kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu
harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi, namun mereka yang bekeja
di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan
adanya kenyataan bahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan
auditor internal harus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun.
Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis
informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem
berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.
Mungkin
tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen puncak.
Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya
mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, maka
kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara positif
yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada seluruh siklus
hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.
Auditor
internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan
aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa
mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih
banyak melihat lingkungan perusahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas
untuk rnernperhatikan sistem perusahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran
dalam tugas konsultasinya.
Selama
ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki
perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita
terapkan, yaitu sejauh mana CBIS seharusnya berfungsi, kita telah menyertakan
input lingkungan ke dalam subsistem auditing internal.
Auditor
dibagi 2 jenis menjadi:
1.
Auditor Ekternal: Auditor yang bekerja
untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2.
Auditor Internal: Auditor yang dimiliki
sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar memiliki auditor internal sendiri.
Jenis-jenis
Audit Internal dibagi berdasarkan posisi audit dalam perusahaan yang ada,
sebagai berikut:
1.
Audit
Keuangan
Menguji
akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi
terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit
keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau
dapat bekerja sama dengan eksternal.
2.
Audit
Operasional
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk
memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensahkan)
efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan
penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari
siklus hidup sistem.
3. Audit
Kesesuaian
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan
dari kegiatan audit operasional. Audit kesesuaian akan berlanjut terus,
sehingga prosedur di perusahaan akan terus berjalan dengan baik.
Audit
persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa
audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara
random menentukan pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek
pembayaran, dan bukannya rnenggunakan pengiriman. Hal ini memastikan bahwa nama
pada sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya
entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya
ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.
4. Rancangan
Sistem Pengendalian Internal
Rancangan
sistem pengendalian internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit
agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam
pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor
internal mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor
harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat
memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem
itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu
perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa
auditor internal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas
sistem tersebut.
Seorang
auditor memiliki sejumlah kriteria yang harus dipenuhi karena akan berkaitan
erat dengan pekerjaan yang diembannya. Berikut akan kami ulas secara singkat:
1. Objektivitas
Pentingnya
objektivitas. Seperti halnya auditor eksternal, unsur yang berbeda dari pekeja
lainnya yang harus dimiliki oleh auditor internal adalah objektivitas. Evaluasi
dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak
pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat
gawat bila situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar
audit internal selalu dapat menjaga keobjektivitasannya, ia tidak disertakan
untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangan. Ia
hanya bekerja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi
atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah
akan mengimplementasi rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor
intemal melakukan pekerjaannya persis sama dengan analis sistem.
2.
Independensi
Independensi
adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).
3. Subsistem
Intelegen Keuangan
Subsistem Intelijen Keuangan, yaitu
mengumpulkan data dari masyarakat keuangan yaitu bank, agen pemerintah, pasar
pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional
dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analisis keuangan
mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan. Berperan untuk digunakan
mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan investasi terbaik.
Informasi yang diperoleh berasal dari beberapa pihak antara lain :
a. Informasi
pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.
- Informasi Masyarakat Keuangan.
- Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)
Sistem
Informasi Keuangan (SIK) mencakup tiga subsistem output yaitu: subsistem
peramalan, subsistem manajemen dana, dan subsistem pengontrolan.
1. Subsistem Peramalan
Subsistem Peramalan memproyeksikan
aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh tahun atau pun
lebih. Aktivitas tahun yang akan datangterutama dipengaruhi oleh permintaan
pasar dan hambatan internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila
jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan
meningkat. Perubahan kebutuhan harus
diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim ekonomi.
Model peramalan telah dikembangkan,
yaitu meliputi data internal dan lingkungan. Data ini akan memberikan dasar
bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Model ini berfungsi sebagai
alat DSS untuk memecahkan masalah yang
menjadi kurang terstruktur karena adanya perpanjangan jangka
waktu perencanaan.
Ada berbagai macam teknik peramalan yang
dapat digunakan untuk melihat masa depan. Perusahaan biasanya akan
menggunakan kombinasi dari beberapa teknik, dengan mencari prediksi masa
depan yang paling baik.
Sebagian besar teknik tersebut bersifat
informal dan sangat tergantung pada pengetahuan, pertimbangan, dan intuisi
manajer. Teknik yang lain menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif
telah lama digunakan untuk peramalan sebelum ia diterapkan untuk
bidang lain dalam operasi perusahaan.
1.
Metode Peramalan
1. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan
terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang berjangkauan dari
yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap
populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan
hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa
aktivitas lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
2. Metode Non Kuantitatif
Pendekatan
non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, "Kami menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami
harus dapat meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada
tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar
atau bahkan tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari
pengalaman penglihatan bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang
dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa perusahaan telah
menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga metode,
yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik:
a. Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas
kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa
depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
b. Metode Delphi
Metode
Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara
perorangan, namun mereka memberikan respon kepada serangkaian quesioner yang
dibuat oleh seorang koordinator. Setiap putaran kuesener menggabungkan input
dari putaran sebelumnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
Beberapa
prinsip-prinsip yang mendasari subsistem manajemen peramalan adalah sebagai
berikut
a.
Semua
ramalan adalah proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik untuk memprediksi apa yang
akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat apa yang telah terjadi di
masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti pendekatan atau cara ini.
Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk peramalan; yaitu ia
memberikan dasar historis.
b.
Semua
ramalan terdiri atas keputusan semi terstruktur
Keputusan peramalan adalah contoh jenis
semi terstruktur yang tepat yang diberikan oleh DSS. Keputusan didasarkan pada
beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa variabel yang tak dapat
diukur.
c.
Tak
ada teknik peramalan yang sempurna
Paket peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan
keakuratan prediksi 100 persen.
Karena manajer mengetahui akan sifat
peramalan ini, ia banyak menggunakan pertimbangannya dalam menggunakan
output untuk dasar perencanaan masa yang akan datang.
2.
Subsistem Manajemen Dana
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan
menggambarkan arusuang dalam perusahaan. Subsistem manajemen dana adalah bagian
dari sistem informasi keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada
arus tersebut.
Model Cash
Flow adalah contoh yang tepat mengenai cara penggunaan komputer untuk
mengelola arus uang, karena ia mencakup seluruh struktur yaitu dari penerimaan
cash sampai pembayaran atau pengeluaran cash. Banyak keputusan subsider
atau tambahan yang harus dibuat dalam struktur ini, dan subsistem manajemen
dana dapat memberikan dukungan.
Perusahaan tidak secara penuh dipengaruhi oleh
lingkungannya. Berkaitan dengan sumber uang, perusahaan dapat
mepengaruhi arus yang mengalir ke dan dari lingkungan. Program yang
ada di dalam subsistem manajemen dan amemungkinkan manajer keuangan untuk
membuat keputusan yang dapat mempengaruhi arus tersebut sesuai yang
dikehendaki. Kita telah melihat bagaimana expert system dapat digunakan untuk mengatur arus masuk dengan cara
menerapkan kebijaksanaan kredit perusahaan. Pengaruh yang kuat atas arus keluar
ditahan oleh subsistem pengontrolan.
3.
Subsistem Pengendalian
Subsistem ini terutama terdiri dari atas program yang
menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemroses data, guna untuk
menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut digunakan.
Laporan itu biasanya membandingkan penampilan keuangan yang sebenarnya
dengan anggaran. Subsistem Pengendalian memungkinkan manajer untuk
mengontrol penggunaan anggaran.
1.
Proses Penganggaran
Proses penyusunan anggaran terdiri atas sejumlah keputusan
semiterstruktur. Selain sangat dibutuhkan dukungan data dalam bentuk record accounting
historis, juga diperlukan berbagi pertimbangan. Ada tiga pendekatan atau cara
umum yang dapat dilakukan perusahaan dalam menyusun anggarannya yaitu top-down,
bottom-up, dan partisipatif.
a.
Pendekatan Top-Down
Bila dilakukan top-down,
eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran yang kemudian penentuannya
dibebankan kepada tingkat dibawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini
adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai
tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan dana yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
b.
Pendekatan Bottom-Up
Bila dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat
organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang
berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan paling
dapat menentukan kebutuhan sumbernya.
c.
Pendekatan Partisipatif
Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan
bottom-up tersebut, maka yang paling umum yang dilakukan adalah proses
penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang akan menerima dana turut ambil
bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut. Ini
adalah pendekatan give and take, yakni
bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan negosiasi untuk menyusun anggaran
agar semuanya mendapat kepuasan. Manajer tingkat menengah berperan pokok
dalam proses ini, yaitu dengan memberikan pandangan jangka panjang kepada
eksekutif dan memberikan pandangan mengenai kebutuhan
jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
2.
Laporan Anggaran
Anggaran operasi untuk sebuah unit, seperti departemen
atau devisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item pengeluaran pokok (gaji,
telepon, sewa, pemasok dan sebagainya). Item pengeluaran ini biasanya
dialokasikan perbulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai dengan tingkat
fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai tanggung jawab anggaran ini
menerima laporan bulanan, yang menunjukkan pengeluaran sebenarnya dari tiap
unitdibandingkan dengan anggaran.
Laporan ini biasanya mempunyai dampak yang besar pada
manajer. Dalam beberapa perusahaan, rencana kompensasi manajemen sebagian
didasarkan pada penampilan anggaran. Mungkin perusahaan akan memberikan
bonus jika penampilannya tidak melenceng dari anggaran. Tujuannya adalah
untuk memenuhi jumlah keseluruhan yang dianggaran selam setahun.
3.
Rasio Penampilan
Selain untuk menyusun anggaran,
subsistem pengontrolan juga menghasilkan sejumlah rasio penampilan, yang
memungkinkan manajer pada semua tingkatan untuk membandingkan penampilan mereka
dengan standar industri perusahaan tersebut, serta mungkin dengan bisnis secara
keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan total rekapitulasi dari
transaksi akuntansi. Hanya ada beberapa rasio. Diantaranya, yang paling
terkenal adalah current ratio yang
mengukur tingkat hutang jangka pendek dengan aset yangdapat diubah menjadi cash
dengan mudah, yang dapat dicakup oleh unit perusahaan atau organisasional.
Rasio sebesar 1,0 atau lebih besar adalah yang diinginkan, karena
ia berarti bahwa hutang dapat ditutup tanpa harus menjual beberapa aset.
Rasio populer yang lain adalah inventory turnover.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari
makalah yang telah kami tulis, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa:
1. Sistem Informasi Keuangan
adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan informasi kepada
orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai
masalah keuangan perusahaan. Informasi yang diberikan disajikan
dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika,
saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
2. Terdapat
3 jenis subsistem input yaitu, subsistem pemrosesan data, Ada empat jenis dasar kegiatan
audit internal:
keuangan, operasional, kesesuaian, rancangan sistem pengendalian internal.
3. Terdapat
3 subsistem output yaitu:
a. Sistem Peramalan, merupakan salah satu
kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Ada tiga fakta dasar dalam pemikiran
peramalan : (1) Semua peramalan merupakan proyeksi dari masa lalu (2) Semua
peramalan terdiri dari keputusan semistruktur (3) Tidak ada teknik
peramalanyang sempurna.
b. Subsistem Manajemen Dana,
bertugas untuk mengelola arus uang,menjaganya agar tetap seimbang dan positif.
c. Subsistem Pengendalian, memudahkan manajer
untuk menggunakan secara efektif semua sumber daya yang
tersedia
3.2
Saran
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Bila ada kritik dan saran, dapat disampaikan pada saat presentasi kelompok dan sebagai bahan acuan serta referensi untuk penelitian kami di masa yang akan datang.
Mungkin inilah yang dapat disampaikan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Bila ada kritik dan saran, dapat disampaikan pada saat presentasi kelompok dan sebagai bahan acuan serta referensi untuk penelitian kami di masa yang akan datang.